social distancing

Belakangan ini seluruh dunia yang sedang dilanda virus Corona setuju bahwa hal terbaik untuk memutarbalikkan keadaan sehingga membaik adalah dengan melakukan social distancing. Hal ini bisa dilihat dengan upaya pemerintah untuk meyakini masyarakat untuk “bekerja di rumah, belajar di rumah, dan beribadah di rumah.” Tentunya kita pun tidak ingin virus Corona terus menyebar secara cepat dan luas, karena itu penting bagi kita untuk mengenal social distancing!

Apa itu arti Social Distancing?

Social distancing jika diterjemahkan mempunyai arti menjauhkan diri secara sosial, sehingga tidak ada kontak fisik yang berpotensi sebagai alat penyebaran virus. Dengan menjauhkan diri secara sosial, maka kita mengurangi kemungkinan menyebarnya virus Corona dari satu orang ke orang yang lainnya. Selain melindungi diri, kita juga melindungi orang lain yang mungkin tinggal serumah.

Kenapa harus social distancing?

Anggap saja virus Corona tersebar ke 1000 penduduk, maka sekitar 5% harus dirawat di rumah sakit. Artinya sekitar 50 orang harus dirawat secara intensif. Kedengarannya masih bisa ditangani oleh pemerintah. Namun, bayangkan jika kita terus melakukan aktivitas seperti biasa. Dengan cepatnya penyebaran virus Corona dan banyaknya penduduk Indonesia, tidak bisa dipungkiri bahwa ada kemungkinan angka itu bisa naik dengan drastis. Sementara itu, rumah sakit rujukan khusus Corona sangat terbatas dalam jumlah (hanya sekitar 100-an saja) dan alat medis yang kita punya pun terbatas.

>Grafik Flattening The Curve Super You
 

Jika angka penyebaran Corona terus meningkat, maka apa yang terjadi adalah rumah sakit akan kewalahan dalam menerima pasien-pasien yang kritis karena Corona. Karena itu, para ahli kesehatan dunia mengajukan model untuk “flattening the curve” atau menekan angka orang yang terjangkit korona. Social distancing adalah salah satu cara yang efektif untuk menekan angka tersebut.

Cek juga update Corona terbaru!

Apa social distancing dan lockdown itu sama?

Social distancing dan lockdown adalah dua hal yang sangat berbeda! Menurut definisi berdasarkan TVO, social distancing bersifat imbauan dari pemerintah dan juga inisiatif dari masyarakat sendiri dimana orang memilih untuk tidak pergi keluar dan membatasi interaksi sosial secara fisik. Sedangkan, di sisi lain lockdown lebih tegas dan merupakan peraturan pemerintah dimana tidak ada orang yang boleh keluar atau masuk negara sama sekali. Selain itu, pemerintah juga akan menutup tempat-tempat yang menjadi ramai kerumunan orang, seperti mall, bioskop, kafe, dan lain-lain.

Bagaimana cara social distancing?

Hal yang paling penting dari social distancing adalah menjauh secara fisik dari orang lain. Bukan berarti kamu tidak bisa bersosialisasi karena teknologi pun sudah mempermudahkan kita untuk tetap bersosialisasi tanpa kontak fisik.

Tapi sebenarnya hal-hal apa saja yang boleh dilakukan dan tidak?
Untuk gambarannya, berikut termasuk hal yang sebaiknya dihindari selama social distancing:
  • Jangan pergi ke tempat ramai (mall, restoran, bioskop, gym, dll).
  • Hindari keluar rumah jika tidak perlu.
    • Kalau bisa, minta izin dari kantor untuk work from home.
  • Jauhi tempat-tempat berdesakan.
  • Hindari menggunakan transportasi umum untuk sementara.
  • Hindari kontak sosial dengan orang tua yang lebih rentan.
Namun ada kalanya kita tidak bisa terus-terusan menghindari kontak sosial demi keseharian, karena itu sebaiknya mengingat hal-hal berikut:
  • Jika ingin beraktivitas di luar rumah, hal ini diperbolehkan karena kita pun perlu aktif dalam bergerak, namun:
    • Idealnya menjaga jarak hingga 1 meter.
    • Batasi kontak fisik: Hindari jabat tangan atau cipika cipiki.
    • Jika terpaksa ada kontak fisik, langsung cuci tangan dengan air atau disinfektan.
    • Hindari menyentuh barang-barang yang mungkin dipegang banyak orang (gagang pintu, tombol lift, pegangan eskalator, meja kantor, dsb)
    • Hindari menyentuh wajah, terutama mata, hidung, mulut.
  • Jika perlu ke restoran, usahakan untuk takeaway atau drive-through saja.
  • Jika masih harus ke kantor,

Selain itu, pastikan keperluan sosialmu tetap terpenuhi.

Ingat: Social distancing bukan berarti social isolation. Kamu masih boleh (bahkan harus) memenuhi kebutuhan sosialmu dengan bercerita dan menghabiskan waktu bersama orang lain. Mungkin kamu harus menghindari orangtua atau kakek nenek untuk sementara, namun kamu tetap bisa menelpon mereka di waktu senggang. Terutama dengan bantuan teknologi dimana kamu bisa call atau video call dengan orang yang disayang. Jauh lebih baik mendengar kabar dari mereka daripada tidak ada kontak sama sekali, bukan?

Lindungi dirimu dan orang lain!

Dengan adanya social distancing, Tim Super You berharap kamu terus baik-baik saja. Kalau bisa tidak keluar rumah, maka sebaiknya lakukan segala sesuatu dari rumah saja. Ada baiknya kamu juga mempersiapkan asuransi tertentu yang bisa melindungi kamu dari risiko terdiagnosa Corona, seperti asuransi jiwa dan asuransi penyakit kritis. Stay safe and stay healthy, Teman SUPERjuangan!